Pada musim haji jutaan umat Islam
dari berbagai negara berkumpul di Arab Saudi untuk menunaikan rukun Islam yang
kelima. Ibadah haji merupakan bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim
sedunia yang mampu baik secara material, fisik, maupun keilmuan.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Zulhijah.
Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
Namun, kurang lengkap rasanya jika usai menunaikan ibadah haji tanpa membawa air Zamzam. Pasalnya, selain memiliki sejarah penting, air zamzam juga dipercaya memiliki berbagai khasiat.
Sebelum mengulas lebih jauh, ada baiknya untuk mengetahui arti dari zamzam itu sendiri.
Berdasarkan catatan yang dihimpun dari berbagai sumber, Zamzam dalam bahasa Arab berarti banyak, melimpah ruah. Air Zamzam juga dianggap oleh kaum muslim sebagai air suci.
Zamzam adalah sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Kabah, berkedalaman 42 meter. Menurut riwayatnya, mata air tersebut ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar setelah berlari bolak-balik antara bukit Safa dengan bukit Marwah sebanyak tujuh kali, atas petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Ismail, putera Siti Hajar, mengalami kehausan di tengah padang pasir.
Orang Islam meyakini dengan meminum air zamzam memiliki nilai ibadah, juga dipercaya mengandung berbagai khasiat yang bermanfaat. Bahkan, manfaat air Zamzam itu sendiri sudah dilakukan penelitian oleh sejumlah pihak.
Ada yang menyebut Zamzam tidak seperti air mineral pada umumnya. Air Zamzam ini memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2.000 mg per liter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandung dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
Pertama, positive ions, seperti sodium (250 mg per liter), calcium (200 mg per liter), potassium (20 mg per liter), dan magnesium (50 mg per liter). Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per liter), bicarbonates (366 mg per liter), nitrat (273 mg per liter), phosphat (0.25 mg per liter) and ammonia (6 mg per liter).
Kandungan elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat).
Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.
Bahkan, dalam kunjungannya ke Kerajaan Arab Saudi, di sela-sela seminar ilmiah yang diselenggarakan Akademi Darul Hikmah untuk anak-anak perempuan di Jeddah, DR Masaro Imoto, seorang peneliti dari Jepang dan Ketua Lembaga Hado untuk riset ilmiah di Tokyo, mengatakan telah melakukan beberapa kali eksperimen dan penelitian terhadap air Zamzam yang didapatnya dari seorang berkebangsaan Arab.
Secara singkat dia menyimpulkan, bahwa air Zamzam adalah air yang diberkahi, tidak ada duanya. Tidak satu pun jenis air yang menyerupai butiran-butiran kristalnya. Seluruh laboratorium yang ada tidak mampu untuk mengubah berbagai karakteristiknya.
Di antara indikasi kemukjizatan sumur Zamzam yang diberkahi ini ialah sumur ini tidak pernah sekali pun kering. Selain itu, komposisi garam dan mineralnya tetap stabil. Tidak ada seorang pun mengeluh sakit atau terganggu kesehatannya karena air Zamzam.
Sebaliknya, airnya senantiasa menyegarkan dan tidak pernah terkontaminasi oleh proses kimiawi apa pun seperti yang terjadi pada air-air yang dialirkan ke kota-kota.
Pada sumur-sumur biasa terjadi pertumbuhan organisme, baik hewan (bakteri) maupun tumbuhan (lumut) di dalamnya, sehingga menyebabkan air tidak bisa lagi dikonsumsi dan timbulnya berbagai masalah pada rasa dan bau. Sementara pada sumur Zamzam, tidak ditemukan keberadaan organisme apa pun.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Zulhijah.
Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
Namun, kurang lengkap rasanya jika usai menunaikan ibadah haji tanpa membawa air Zamzam. Pasalnya, selain memiliki sejarah penting, air zamzam juga dipercaya memiliki berbagai khasiat.
Sebelum mengulas lebih jauh, ada baiknya untuk mengetahui arti dari zamzam itu sendiri.
Berdasarkan catatan yang dihimpun dari berbagai sumber, Zamzam dalam bahasa Arab berarti banyak, melimpah ruah. Air Zamzam juga dianggap oleh kaum muslim sebagai air suci.
Zamzam adalah sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Kabah, berkedalaman 42 meter. Menurut riwayatnya, mata air tersebut ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar setelah berlari bolak-balik antara bukit Safa dengan bukit Marwah sebanyak tujuh kali, atas petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Ismail, putera Siti Hajar, mengalami kehausan di tengah padang pasir.
Orang Islam meyakini dengan meminum air zamzam memiliki nilai ibadah, juga dipercaya mengandung berbagai khasiat yang bermanfaat. Bahkan, manfaat air Zamzam itu sendiri sudah dilakukan penelitian oleh sejumlah pihak.
Ada yang menyebut Zamzam tidak seperti air mineral pada umumnya. Air Zamzam ini memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2.000 mg per liter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandung dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
Pertama, positive ions, seperti sodium (250 mg per liter), calcium (200 mg per liter), potassium (20 mg per liter), dan magnesium (50 mg per liter). Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per liter), bicarbonates (366 mg per liter), nitrat (273 mg per liter), phosphat (0.25 mg per liter) and ammonia (6 mg per liter).
Kandungan elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat).
Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.
Bahkan, dalam kunjungannya ke Kerajaan Arab Saudi, di sela-sela seminar ilmiah yang diselenggarakan Akademi Darul Hikmah untuk anak-anak perempuan di Jeddah, DR Masaro Imoto, seorang peneliti dari Jepang dan Ketua Lembaga Hado untuk riset ilmiah di Tokyo, mengatakan telah melakukan beberapa kali eksperimen dan penelitian terhadap air Zamzam yang didapatnya dari seorang berkebangsaan Arab.
Secara singkat dia menyimpulkan, bahwa air Zamzam adalah air yang diberkahi, tidak ada duanya. Tidak satu pun jenis air yang menyerupai butiran-butiran kristalnya. Seluruh laboratorium yang ada tidak mampu untuk mengubah berbagai karakteristiknya.
Di antara indikasi kemukjizatan sumur Zamzam yang diberkahi ini ialah sumur ini tidak pernah sekali pun kering. Selain itu, komposisi garam dan mineralnya tetap stabil. Tidak ada seorang pun mengeluh sakit atau terganggu kesehatannya karena air Zamzam.
Sebaliknya, airnya senantiasa menyegarkan dan tidak pernah terkontaminasi oleh proses kimiawi apa pun seperti yang terjadi pada air-air yang dialirkan ke kota-kota.
Pada sumur-sumur biasa terjadi pertumbuhan organisme, baik hewan (bakteri) maupun tumbuhan (lumut) di dalamnya, sehingga menyebabkan air tidak bisa lagi dikonsumsi dan timbulnya berbagai masalah pada rasa dan bau. Sementara pada sumur Zamzam, tidak ditemukan keberadaan organisme apa pun.